Senin, 18 Agustus 2008

Membiakkan Si Capit Merah yang Tak ‘Rewel’

Membiakkan Si Capit Merah yang Tak ‘Rewel’

Banyak yang mengira, lobster sebagai jenis udang yang hanya bisa berkembang biak di lautan. Padahal komoditas yang sering menjadi menu eksklusif di hotel-hotel dan restoran ternama ini juga memiliki jenis yang bisa dibiakkan di air tawar. Dengan bentuk dan warnanya yang menarik, selain sebagai sajian hidangan, lobster juga banyak dimanfaatkan sebagai hiasan akuarium.

Budidaya lobster atau biasa dikenal si capit merah bisa dilirik sebagai salah satu pilihan bisnis. Prospek bisnis udang lobster terbilang bagus lantaran harganya yang tinggi dan pasarnya yang masih terbuka lebar. Permintaan pasar domestik dan ekspor untuk komoditas ini terbilang tinggi, sementara produksi masih terbatas. Budidaya lobster bisa dilakukan dalam bentuk usaha pembenihan, penyediaan indukan, dan pembesaran LAT (lobster air tawar).

Terdapat beberapa jenis lobster air tawar yang bisa diternakkan. Diantaranya Cherax quadricaiwatus atau biasa disebut red claw, Cherax destructor yang berasal dari Australia. dan Procambarus clarkii yang merupakan spesies asli perairan payau di Lousiana, Amerika Serikat. Sementara lobster asal Indonesia sendiri yang telah berhasil dibiakkan adalah Cherax monticola dan C. lorentzi.

Tiap jenis lobster memiliki kemampuan reproduksi telur yang berbeda. Secara rata-rata, sekali bertelur, seekor lobster betina dewasa yang berkualitas baik mampu menghasilkan sekitar 800 anakan. Sedangkan umur panen konsumsi antara 5-6 bulan sejak terlur menetas. Sementara kebanyakan benih LAT harga jualnya dihitung per centimeter. Untuk LAT jenis red clow ini harganya rata-rata Rp 1.000 per centimeter.

Ambil salah satu contoh, jenis Quadricaiwatus atau red clow yang terbilang lebih unggul dalam bereproduksi. Rata-rata produksi red clow mencapai 300 - 400 telur pada usia dua tahun. Dan ketika berusia lima tahun lebih red clow mengalami produksi maksimal mencapai 1400 telur.

Red clow sangat cocok hidup di lingkungan dengan temperatur air 18 - 260C, kesadahan 10-200 dan pH 7-8. Saat dewasa keluarga crustaceae ini mencapai bobot 300 g lebih dengan panjang berkisar sekitar 20 cm apabila dibiakkan di akuarium dan 35cm bila dibiakkan di alam.

Balik Modal Kurang Dari 6 Bulan

Budidaya lobster dengan modal tidak terlalu besar bisa dimulai dengan usaha pembibitan. Seperti yang dijalankan oleh Kemuning Farm, sebuah usaha lobster skala UKM (Usaha Kecil Menengah) di bilangan Pamulang yang dimulai dengan pembibitan sebelum masuk ke usaha pembesaran. Menurut Arief, pengelola budidaya Kemuning Farm, dengan berbekal aquarium kecil, lahan secukupnya, rak dan stearefoam, usaha pembibitan lobster bisa dimulai. Selanjutnya Kemuning Farm melanjutkan ke usaha pembesaran. Menurut pengalaman Arif, budidaya udang lobster tidak membutuhkan perawatan yang sulit. “Perawatannya gampang, baik untuk pembibitan maupun pembesaran,” ujar Arief.

Usaha LAT juga terbukti tidak membutuhkan waktu yang lama untuk menghasilkan. Kemuning Farm mencatat Brek Even Point (BEP) hanya dalam jangka waktu kurang dari 6 bulan. Sementara itu untuk mengantisipasi tercukupinya jumlah pasokan permintaan, maka maka usaha yang didirikan pada awal 2006 tersebut membuat sistem plasma

Tidak ada komentar: